Sabrina Gita Salsabella
Meraih Berkah dengan Peduli Lingkungan
(Sumber gambar : https://images.pexels.com/photos/20475941/pexels-photo-20475941/free-photo-of-makanan-orang-orang-masyarakat-rakyat.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1 )
Bulan Ramadan menjadi bulan yang penuh berkah. Selain meningkatkan ibadah, kita juga bisa memanfaatkan momen ini untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Menjaga lingkungan menjadi kewajiban semua umat manusia, sehingga menjaga lingkungan juga dapat menjadi ladang pahala. Konsep Ramadan Hijau dapat menjadi pilihan dalam menjalankan ibadah puasa dengan cara yang lebih ramah lingkungan.
Ramadan Hijau adalah suatu konsep yang menggabungkan nilai-nilai ibadah Ramadan dengan kesadaran lingkungan. Gerakan ini perlu digaungkan dengan mengingat perintah Allah SWT mengenai kewajiban menjaga lingkungan pada Surat Al-A’raf (7): 56:
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ayat tersebut juga menjadi pengingat manusia dengan kelalaian yang telah terjadi. Namun, nyatanya keadaan di lapangan cenderung bertentangan dengan perintah Allah tersebut. Alih-alih menjaga lingkungan, selama bulan Ramadan malah terjadi lonjakan penumpukan sampah 15% hingga 20% berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2025. Tidak hanya itu, selama kurun waktu tahun 2000-2019 data Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat, Indonesia menghasilkan 23-48 juta sampah makanan per tahun atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita dalam setahun. Laporan Food Waste Index dari UNEP (United Nation Environment Programme) pada tahun 2021 bahwa Indonesia akan menjadi salah satu negara yang berpotensi produksi sampah makanan di Asia Tenggara yang mencapai 20.93 juta ton pertahun (Lestari, 2022). Hal tersebut jelas menentang perintah Allah pada surat Al-Isra ayat 27 yang berisi larangan untuk berlebihan atau mubadzir.
Mengapa Ramadan Hijau Penting?
Bulan Ramadan menimbulkan konsumsi produk naik secara signifikan. Lonjakan belanja produk selama bulan Ramadan tersebut dapat melalui e-commerce maupun secara tradisional. Dilansir dari Radio Republik Indonesia (RRI), pembelian barang melalui TikTok Shop dan Tokopedia, mencatatkan streaming transaksi yang luar biasa, bahkan mengalami kenaikan hingga 10 kali lipat pada waktu sahur. Data internal perusahaan Solusi E-commerce, SIRCLO menunjukkan konsumsi masyarakat pada tahun 2022 hingga 2024 sejak persiapan bulan Ramadan hingga pasca Idul Fitri juga terus meningkat, hal ini terlihat dari pertumbuhan rata-rata jumlah transaksi belanja online sebesar 76,5% dan jumlah konsumen ikut meningkat sebesar 23,5% (Sirclo, 2023).
Pola konsumsi tersebut tentunya meninggalkan sisa produk organik maupun anorganik. Sehingga perlu cara cerdas sebagai langkah mitigasi penumpukan sampah khususnya di bulan Ramadan. Goals Ramadan hijau selain untuk menekan angka konsumsi yang menghasilkan sampah saat Ramadan ialah menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat. Berikut adalah tips Ramadan Hijau yang bisa sobat lakukan di rumah.
- Menggunakan wadah pakai berulang 3R (Reduce, Reuse, and Recycle) seperti tas kain, kotak makan, dan tumbler saat berbelanja takjil
- Menggunakan air debit kecil saat wudhu agar hemat
- Masak sahur dan berbuka secukupnya: Hindari memasak berlebihan yang akhirnya terbuang.
- Ngabuburit menggunakan sepeda atau jalan kaki untuk mengurangi emisi gas buang dan lebih sehat
- Bijak dalam berbelanja hadiah/ hampers hari raya
Nah bagaimana sobat, tertarik mencoba?
Sumber
Lestari, A. P. (2022, 31 Januari). Kelola Mubazir Pangan/Food Loss and Waste (FLW) untuk Mendukung Pembangunan Rendah Karbon dan Ekonomi Sirkular di Indonesia. LCDI. https://lcdi-indonesia.id/2022/01/31/kelola-mubazir-pangan-food-loss-and-waste-flw-untuk-mendukung-pembangunan-rendah-karbon-dan-ekonomi-sirkular-di-indonesia/
RRI. (2024, 11 Maret). Volume Sampah Meningkat Selama Ramadan. Radio Republik Indonesia. https://rri.co.id/tarakan/daerah/1406159/volume-sampah-meningkat-selama-ramadan
Sirclo. (2023, 27 Maret). SIRCLO Mengungkap Pola Konsumsi di Bulan Ramadan Guna Menangkap Peluang Belanja Online. Sirclo. https://www.sirclo.com/press/sirclo-mengungkap-pola-konsumsi-di-bulan-ramadan-guna-menangkap-peluang-belanja-online
Yudaningsih. (2023, 24 Maret). Zero Waste Ramadhan: Puasa Sampah Menuju Ramadhan Lebih Ramah dan Berkah. Kompasiana. https://ramadan.kompasiana.com/yudaningsih/67d242fbed64153b0601bfb2/zero-waste-ramadhan-puasa-sampah-menuju-ramadhan-lebih-ramah-dan-berkah