Siska Veliana | 8 Juli 2025

Juli Kreasih – sebuh festival literasi tahunan yang diadakan di bulan Juli (6/7/2025), kembali
mengangkat isu tentang lingkungan. Festival yang diadakan oleh Yayasan Kali Ilmu tersebut
turut menggandeng Jepara Green Generation untuk megedukasi emak-emak Kalipucang
Kulon (Welahan, Jepara), mengenai pentingnya pemilahan sampah rumah tangga.
Mak Siti selaku peserta mengaku bahwa sampah plastik menjadi sampah yang paling banyak
dihasilkan. Selain itu, kebanyakan emak-emak juga tidak memilah sampah berdasarkan
jenisnya, kemudian langsung membakarnya, alih-alih menyetorkan ke bank sampah. Hal
tersebut justru menimbulkan masalah baru bagi lingkungan, yaitu polusi udara yang
berbahaya bagi kesehatan. Asap yang dihasilkan dari proses pembakaran telah terkontaminasi
dengan zat-zat berbahaya, terutama zat yang dihasilkan dari pembakaran jenis sampah
anorganik.
Melihat problematika tersebut, masyarakat khususnya emak-emak rumah tangga masih
kurang teredukasi dalam pemilahan dan pengelolaan sampah yang benar. Oleh karena itu,
Jepara Green Generation memberikan penyuluhan tentang jenis-jenis sampah, cara pemilahan
sampah, pengelolaan sampah yang benar, hingga cara mengurangi sampah. Hal tersebut
bertujuan agar emak-emak dapat mengelola sampah rumah tangga mereka secara mandiri.
Pengelolaan sampah yang benar tentunya akan berdampak bagi lingkungan dan kesehatan.
Lingkungan yang kotor menimbulkan berbagai resiko penyebaran penyakit, serta memicu
gagal tumbuh pada anak (stunting).

Bertempat di Yayasan Kali Ilmu RT 06/RW01, Kalipucang Kulon, eduksi diberikanan
melalui sesi Emak-Emak Sadar Sampah (Emas). Sampah dikategorikan menjadi dua yaitu,
organik dan anorganik. Sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos,
sedangkan sampah anorganik (untuk memudahkan pemilahan) dikategorikan menjadi dua
yaitu, sampah bernilai dan sampah tidak bernilai. Sampah bernilai merupakan sampah yang
masih bisa dimanfaatkan kembali dan memiliki nilai ekonomis, sedangkan sampah tidak
bernilai sudah tidak dapat dimanfaatkan kembali dan tidak memiliki nilai ekonomis.
Masalah sampah kian menjadi momok yang menakutkan bagi keberlangsungan hidup
manusia. Oleh karena itu, kampanye pengurangan konsumsi produk pemicu sampah,
khususnya sampah anorganik perlu untuk digiatkan. Alih-alih direpotkan dalam mengelola
sampah, akan lebih efektif apabila konsumsi produk pemicu sampah dapat ditekan.
Pengurangan konsumsi sampah dapat dimulai dari langkah kecil, seperti penggunaan kantong
belanja untuk menekan konsumsi kantong plastik, mengganti cup plastik es dengan tumbler,
dan minum tanpa sedotan atau memakai sedotan reusable.
Pada akhir sesi, Arma selaku pemateri memberikan minni games pengelompokkan sampah
berdasarkan jenisnya, yaitu sampah organik, sampah bernilai, dan residu (sampah tak
bernilai). Emak-emak terlihat antusias mengikuti games tersebut, dan berhasil
mengemlompokkan jenis-jenis sampah ke dalam kotak yang telah diberi nama sesuai dengan
jenis sampahnya.